Pada hari Minggu, 20 Juni 2021, Komite Organisasi Olimpiade dan Paralimpik Tokyo resmi membuka “Desa Olimpiade” yang akan dihuni 18.000 atlet saat kompetisi berjalan. Pihak komite juga mengklarifikasi beberapa hal penting terkait pembagian 150.000 kondom kepada para atlet yang datang. Detail pembagian ini juga berdasarkan keputusan untuk menjaga kesehatan dan keamanan para atlet.
150.000 kondom yang direncanakan akan dibagikan kepada atlet saat menempati Desa Olimpiade. Namun pihak komite menyarankan untuk tidak menggunakannya di saat kompetisi masih berlangsung. Kondom tersebut disarankan untuk disimpan dan dibawa pulang ke negara masing-masing atlet.
“Distribusi kondom tidak digunakan di Desa Olimpiade, namun untuk dibawa pulang atlet ke negara asal untuk menaikkan kesadaran,” jelas komite. Kesadaran yang dimaksud merupakan bagian dari kampanye penanganan virus HIV dan AIDS. Pembagian kondom sudah menjadi tradisi sejak Olimpiade Seoul 1988 dan masih berjalan hingga kini.
Masalah terkait asupan atlet di Desa Olimpiade kini masih menghadang di depan pintu komite. Stakeholder terkait sebelumnya merencanakan pembagian makanan kepada atlet di aula besar dengan kapasitas 4.500 orang. Namun untuk menekan jumlah kasus penularan, mereka menyarankan para atlet untuk makan dan minum di ruangan masing-masing.
Pemerintah Jepang sebelumnya telah mengumumkan bahwa menolak kehadiran penonton dari luar negeri. Namun bagi mereka yang sudah berada di Jepang dan akan menonton gelaran olahraga internasional ini disarankan untuk bertepuk tangan saja dan tidak berteriak serta bernyanyi demi menekan angka penularan virus corona.
“Kami akan melakukan yang kami bisa untuk memastikan penularan tidak terjadi, dan kami sangat membutuhkan kerjasamanya kepada para seluruh atlet dan delegasi untuk menyukseskan ini,” tegas Nobuhiko Okabe, salah satu perwakilan tim medis Olimpiade.
Sumber: Yahoo! News, JT