Ada sebuah masa di mana MCU (Marvel Cinematic Universe) belum dikenal orang dan Sam Raimi masih menjadi orang nomor satu untuk urusan si muka jaring. Pada masa tersebut, hidup Spider-Man masih sangat sederhana. Dia tetap bertempur melawan penjahat super, tapi dia juga mengejar cinta Mary Jane dan berurusan dengan J. Jonah Jameson.
Saat Spider-Man: Homecoming kami merasakan aura MCU yang kental, sehingga film tersebut terasa sebagai perpanjangan tangan Marvel. Nah, di Spider-Man: Far From Home semuanya berubah. Entah mengapa kami merasakan pengalaman yang berbeda tapi sangat familier dengan film Spider-Man orisinil garapan Sam Raimi.
Jauh dari Rumah
Sesuai dengan judulnya Spider-Man: Far From Home mengisahkan petualangan Peter Parker (Tom Holland) yang sedang mengikuti karya wisata ilmiah bersama rekan satu kelasnya ke Eropa.
Dalam perjalanan sederhana ini rencananya Peter akan membeli kalung yang indah, kemudian menyatakan perasaannya pada MJ (Zendaya). Sayang, pada kenyataannya Peter harus berurusan dengan sesosok monster yang mewakili elemen-elemen Bumi.
Saat elemen air menyerang Venesia, Peter berusaha mati-matian untuk menyelamatkan teman-temannya yang kebetulan berada di lokasi kejadian. Untunglah Peter tidak sendirian kali ini, dia ditolong oleh Quentin Beck (Jake Gyllenhaal).
Beck sendiri merupakan pahlawan super yang berasal dari Bumi “lain”. Dia berniat menyelamat Bumi milik Peter, agar tidak menghadapi nasib yang sama dengan Bumi miliknya. Peter yang merasa kalau keduanya mirip, langsung akrab dengan Beck.
Keduanya kemudian dipertemukan oleh Nick Fury (Samuel L. Jackson) untuk menghadapi serangan para elemen berikutnya yang bakal berlangsung di Praha. Peter yang merasa acara karya wisatanya kacau-balau akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Beck berjuang sendirian.
Pada hari berikutnya ternyata Nick Fury membajak program karya wisata Peter, membuat dia dan rekan-rekan satu kelasnya berkunjung ke Praha sebagai sebuah “upgrade” program karya wisata. Dapatkan Peter mengalahkan para elemen? Atau minimal menyatakan perasaannya pada MJ?
Tidak Berusaha Terlalu Keras
Saat End Game diputar di bioskop, film itu langsung menjadi tolok ukur semua film superhero yang pernah dibuat Hollywood. Rasanya tidak ada yang bisa mengalahkan End Game atau minimal menyamai seluruh elemen yang ada di dalamnya.
Spider-Man: Far From Home mengambil pendekatan yang berbeda dengan End Game. Ketimbang berusaha menjadi bagian dari MCU, _Spider-Man: Far From Home memilih untuk kembali ke akarnya. Yaitu bagaimana seorang Peter Parker berusaha menjalani kehidupannya yang “normal”.
Sejatinya film ini masih menggunakan konflik yang ditimbulkan oleh MCU, tapi kita juga diajak untuk lebih memahami sosok Peter Parker sebagai remaja yang bisa saja galau atau mengambil keputusan yang salah.
Penyederhanaan masalah tersebut malah membuat film ini jadi memiliki alur cerita yang enak untuk diikuti. Kamu tidak akan menemukan ledakan besar atau serangan gila-gilaan dari awal film. Karena semuanya akan dimunculkan di saat yang tepat dan menjadi finale yang pantas bagi seorang Spider-Man.
Berbicara mengenai perkembangan karakter, kamu akan dibuat terkejut dengan chemsitry MJ dan Peter. Keduanya seperti sebuah puzzle yang salah ukuran, tapi tetap bisa saling melengkapi. Perkembangan lainnya datang dari sosok Happy (Jon Favreau) yang langsung masuk ke kehidupan Parker dan menjadi rekan penting bagi si pahlawan muda ini.
Kesimpulan
Secara garis besar Spider-Man: Far From Home adalah film Spider-Man yang kembali ke akar dasar dari semua kisah Spider-Man yang ada di komik. Tidak terlalu rumit dan sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Jadi untuk sesaat kamu bisa melupakan serbuan alien ataupun ancaman global yang ditimbulkan oleh batu warna-warni.
Film ini kami ganjar dengan nilai 4 dari 5 bintang yang bisa kami berikan dalam penilaian. Sangat spesial, apalagi mengingat film ini merupakan akhir dari MCU phase ketiga, sekaligus pembukaan phase keempat.
Mau coba berbagai game dan VR buatan dalam negeri secara gratis? Raih banyak hadiah secara gratis, dan main sepuasnya? Yuk kunjungi BEKRAF Game Prime 2019, di Balai Kartini Jakarta, hari Sabtu dan Minggu, 13-14 Juli 2019. Acaranya gratis lho guys, jadi daftar sekarang ya di sini!