Masahiro Sakurai, sutradara dari game “Super Smash Bros.” dan kreator Kirby menceritakan pengalaman ekstrem saat dirinya membuat game. Pengalaman ini sangat membahayakan kesehatan dirinya saat itu. Nintendo Dream mewawancarai Sakurai tentang pengalamannya ini.
Nintendo Dream bertanya bagaimana Sakurai menjaga kesehatannya saat bekerja untuk membuat game “Super Smash Bros. Ultimate”. Sutradara ini menjelaskan, dirinya selalu pulang pukul 10 malam dari kantornya dan pernah menderita masalah perut. Dirinya menyadari telah mengalami keracunan makanan. Namun bukannya pergi ke rumah sakit, dia memasang infus ke tangannya dan kembali bekerja lagi.
Sebelum liburan musim dingin tahun lalu, Sakurai mengambil libur selama tiga hari akan tetapi dirinya tak ingin mengambil banyak libur karena beban kerjanya masih cukup berat bagi timnya. “Kami masih mengembangkan konten unduhan (DLC), sehingga stafku akan menangani sebagian dari pekerjaanku. Kami akan merilis Joker dalam waktu dekat, dan mereka tidak akan mendapat waktu untuk berkonsultasi dengan saya.”
Sakurai juga harus mempertaruhkan kesehatannya dalam mengembangkan game yang ia buat sebelumnya. Pada tahun 2013, di tengah pengembangan judul terbaru Smash Bros, Sakurai menderita cedera di lengan kanannya. Suatu waktu, Sakurai tengah bekerja terkait marketing menggunakan komputernya, dan aktifitas ini memperburuk keadaannya. Untuk mengurangi penggunaan keyboard, dia harus mendikte email-email yang masuk secara verbal. Namun keadaan lengannya kian memburuk. Sakurai juga tengah bertarung dengan tendinitis di bahunya, akan tetapi dirinya tetap melakukan pekerjaannya seperti debug dan mengetes gamenya menggunakan joystick.
Sakurai juga sempat dilarikan ke rumah sakit saat pengembangan “Super Smash Bros. Brawl” berlangsung. Hal ini dikarenakan dia bekerja selama 13 bulan dalam interval 40 jam. Sakurai biasanya hanya beristirahat selama empat jam sehari kala itu.
Fenomena karoshi ini sering dimanfaatkan sebagai plot dalam cerita isekai seperti “black companies”, sebuah korporasi yang dikenal dengan lingkungan kerja yang tidak sehat. Terminologi “video game crunch” juga muncul dari keadaan dimana kewajiban bekerja lembur saat hari perilisan kian dekat sering dipakai oleh berbagai macam developer game. Dan Houser, pendiri dari Rockstar Games mengatakan seluruh anggota tim dibelakang game “Red Dead Redemption 2” harus bekerja 100 jam selama seminggu demi mendorong perilisan game. Penjelasan dari Dan tersebut menimbulkan reaksi negatif di dunia maya.
Waypoint, subsider dari media Vice juga menanyakan fenomena ini kepada CEO dari Nintendo of America yaitu Reginald Fils-Aime. Fils Aime hanya bisa menjawab dari perspektif objektif dari Nintendo of America dan menyatakan “….kami tidak meminta individu untuk bekerja dalam beberapa hari tanpa tidur. Kami tidak meminta individu untuk tidak mengindahkan keluarga dan teman dan kehidupan sosial mereka. Kami tidak meminta individu untuk melakukan hal yang tidak sehat. Itu bukan pendekatan kami.”
Pendekatan yang digunakan oleh Nintendo of America sendiri adalah menambah personel saat deadline makin dekat. Dengan hal itu maka masalah sumber daya manusia yang tidak sehat dapat tertutupi. Namun pendekatan ini tidak digunakan oleh developer dari seberang Samudera Pasifik, dimana Sakurai sendiri sudah menjelaskannya.
Sumber : ANN
Gambar : JapanTimes, Akio Kon via Bloomberg