Sejatinya novel Harry Potter sudah habis di tahun keenamnya, tetapi entah mengapa Warner Bros selalu menemukan cara untuk mengulik kisa besutan J.K. Rowling tersebut. Di tahun 2016 kita mendapatkan film Fantastic Beasts and Where to Find Them, tahun ini giliran Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald yang akan membawa kita kembali ke dunia para penyihir yang kali ini berada di London dan Perancis.
Karakter utama film ini masih berada di tangan Newt Scamander (Eddie Redmayne) yang kali ini ikut mengenalkan saudaranya, Theseus Scamander (Callum Turner) dan beberapa orang penting lainnya yang sangat mengejutkan.
Kejahatan Grindelwald
Newt masih disibukkan dengan binatang-binatang peliharaanya. Sikapnya masih canggung dan sering malu-malu namun sangat keras kepala. Sifat keras kepala ini coba diubah oleh kakaknya sendiri dengan cara mengajaknya untuk bergabung dengan Kementrian Sihir Inggris.
Sebenarnya Newt sangat membutuhkan posisi tersebut, demi menghilangkan larangan bepergian yang dijatuhkan ke dirinya karena insiden sihir di Amerika. Namun, Newt merasakan perbedaan yang begitu besar antara ambisi pribadinya dengan keinginan dari Kementrian Sihir Inggris. Hal ini menyebabkan Newt menolak tawaran tersebut dan sebagai hasilnya, larangan bepergian Newt tidak jadi diangkat.
Dalam sebuah perjalanan yang sederhana, Newt bertemu dengan Profesor Albus Dumbledore (Jude Law), mantan gurunya yang saat itu masih mengajar di Hogwarts. Dumbledore meminta langsung pada Newt, agar pergi ke Perancis dan menemukan Credence (Ezra Miller) sekali lagi, demi menyelamatkan dunia sihir dari kekuatan Obscurus yang dimilikinya.
CONTINUE READING BELOW
Pada sisi lainnya, pengaruh Grindelwald (Johnny Depp) semakin kuat di Perancis sehingga membuat kementrian sihir Perancis kewalahan.
Cerita yang Berputar-putar
Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald memiliki banyak sekali plot yang berputar-putar tidak tentu arah hingga pada akhirnya menyisakan sebuah tanda tanya besar hingga akhir film.
Memang film ini dibuat dengan penuh kejutan dan teori-teori yang mungkin menjembatani film ini dengan bagian keduanya nanti, tapi cara yang digunakan oleh David Yates sangat bertele-tele dan membingungkan. Mungkin hal ini terjadi karena Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald dipaksa mengulang formula yang sama dengan prekuelnya, tetapi dibatasi dengan absennya proses pengenalan karakter utama.
Untungnya film ini tidak sepenuhnya mengisahkan petualang Newt saja. Di sini kamu juga akan diajak sedikit melihat isi pikiran Grindelwald dan bagaimana caranya dia mempengaruhi para penyihir untuk mendukung dirinya. Rasanya Grindelwald tidak perlu menampilkan sosok mengerikan layaknya Voldemort untuk menakut-nakuti orang. Dengan menatap matanya saja kita jadi paham seberapa berbahayanya Grindelwald bila berkuasa atas No-maj atau Muggle.
Selain Grindelwald, kamu juga akan diajak menyaksikan bagaimana Dumbledore muda yang jauh lebih brangasan, tapi tetap bijaksana. Dalam bagiannya, kamu akan dibuat mengerti beban moril yang dimiliki Dumbledore akan Grindelwald. Bagaimana pada akhirnya Dumbledore harus berhadapan sahabat lamanya sekali lagi di duel legendaris yang nantinya mengangkat nama Dumbledore dan menjadikannya kepala sekolah di Hogwarts.
Kesimpulan
Rasanya film ini dibuat dengan sangat terburu-buru dan membagi dua kisahnya juga bukanlah sebuah cara yang tepat. Kami jelas tidak akan menolak tawaran untuk menyaksikan lanjutannya, karena mungkin pada bagian tersebut kami akan mendapatkan gambaran utuh dari bagian kedua seri Fantastic Beasts.
Dengan kisah yang menarik dan kekurangan di sana-sini, Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald kami ganjar dengan 3 dari 5 bintang. Sangat menarik meskipun membingungkan.
Jangan lupa like fan page Duniaku.net untuk terus memantau perkembangan dunia film!