The Possession of Hannah Grace, Teror Menakutkan Iblis Penuh Dendam!

Posted on

Film The Possession of Hannah Grace dibuka seperti kebanyakan film supernatural lainnya. Sebuah proses pengusiran setan dari jiwa Hannah Grace (Kirby Johnson) tidak berhasil dan membuahkan petaka baru. Sang ayah (Louis Herthum) akhirnya memutuskan untuk membunuh anaknya sendiri demi mengakhiri hidup sang iblis. Tapi apakah semua berakhir begitu saja?

Iblis Itu Bernama Hannah Grace

Seperti yang kami sebutkan di atas, film ini dibuka dengan adegan pengusiran setan yang gagal total. Sang ayah akhirnya harus kehilangan putri satu-satunya demi mengakhiri usaha sang iblis untuk merasuki Hannah Grace secara sempurna.

Waktu kemudian terus berjalan selama tiga bulan dan sudut cerita berpindah ke sosok Megan Reed (Shay Mitchell). Megan adalah mantan polwan yang mengalami trauma berat karena kehilangan rekan satu timnya. Dalam kondisi tertekan, Megan kemudian mengkonsumsi obat penenang dan membutuhkan pelarian.

Dalam sebuah tim diskusi, Megan bertemu dengan suster perawat Lisa Roberts (Stana Katic) yang menawarkan pekerjaan malam hari di rumah sakitnya. Pekerjaan tersebut cukup sederhana, Megan harus menjadi penjaga ruang mayat yang mengurus proses identifikasi mayat-mayat yang datang ke rumah sakit tersebut.

Suatu malam petugas ambulans mengantarkan sebuah mayat yang memiliki luka bakar dan sayatan. Menurut proses identifikasi, mayat tersebut bernama Hannah Grace. Sejak kedatangannya, kondisi kamar mayat berubah dan Megan merasakan langsung setiap teror yang disebabkan oleh sang mayat.

Pertanyaannya adalah, apakah Hannah Grace benar-benar iblis yang hadir ke Bumi, atau semua ini hanyalah imajinasi Megan yang muncul dari rasa stress yang timbul setelah insiden penembakkan mitranya.

Sepertiga Film yang Menyeramkan

The Possession of Hannah Grace memiliki semua yang kamu butuhkan dari film horor konvensional. Berbagai unsettling moment dihadirkan di sana-sini untuk memperlihatkan teror yang disebabkan oleh Hannah Grace. Bisa dibilang, pada sepertiga bagian film, Diederik Van Rooijen berhasil membangun sebuah pondasi yang memperlihatkan segala kengerian yang diciptakan oleh seonggok mayat Hannah Grace.

Momentum ini terus dipertahankan hingga akhirnya dia benar-benar memperlihatkan segala aktivitas yang melibatkan Hannah Grace secara langsung. Bagian ini membuat segala kengerian yang diciptakan The Possession of Hannah Grace semakin intens.

Sayang pada sepertiga akhir film, The Possession of Hannah Grace kembali tergelincir mengikuti tradisi film supernatural barat lainnya. Sosok Hannah Grace dibuat lebih mendekati monster zombie ketimbang makhluk tak kasatmata yang menebar teror.

Mungkin sebenarnya ini hanya masalah selera penonton yang tidak mempan dengan teror monster yang biasanya mengerikan bagi penonton barat. Tapi jujur saja, kami sangat terhibur dengan segala momen dan ante up yang memvalidasi semua teror yang dilakukan oleh sosok Hannah Grace. Walaupun pada akhirnya kami tetap memiliki berbagai pertanyaan kecil di sana-sini.

Kesimpulan Akhir

Mungkin nasib kamu agak sedikit lebih beruntung ketimbang kami yang harus menulis review The Possession of Hannah Grace dalam kondisi lampu berkedip-kedip tanda hadirnya sosok supernatural.

Jujur saja, kamu harus menonton sendiri The Possession of Hannah Grace untuk menikmati segala teror dan jump scare yang ada di dalamnya. Beberapa unsettling moment dibuat sangat obvious sehingga para veteran film horor bisa menebak apa yang akan terjadi berikutnya.

Sebenarnya film ini sangat mengingatkan kami akan The Autopsy of Jane Doe dengan pendekatan yang berbeda. Tidak buruk tapi agak kurang intens di bagian final showdown. Karena itu kami hanya bisa memberikan nilai 3,5 bintang dari 5 bintang.

Jangan lupa like fan page Duniaku.net untuk terus memantau perkembangan dunia film!


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *