Survei dari Pemerintah Jepang menjelaskan bahwa kejahatan seksual di Jepang kini makin sering tidak dilaporkan oleh para korbannya. Hal ini dikarenakan kasus mereka tidak dianggap cukup serius untuk dilaporkan atau tidak tahu bagaimana menghadapinya. Namun apakah hanya itu yang menyebabkan korban kejahatan seksual tidak melaporkan kasusnya?
Dari 3500 responden yang disurvei oleh Kementrian Keadilan, alasan lain yang menyebabkan korban tidak melaporkan ke pihak berwajib yaitu dikarenakan rasa malu dan tingkat kepercayaan terhadap polisi yang rendah. 35 dari 3.500 responden menjawab bahwa mereka telah menjadi korban kejahatan seksual seperti pelecehan dan penganiayaan dalam 5 tahun terakhir. 5 diantaranya telah melaporkan kasusnya ke pihak yang berwajib.
Survey ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Februari dan dilakukan setiap 5 tahun sejak tahun 2000. Berdasarkan empat survey sebelumnya, ditampilkan 9,7 persen dan 18,5 persen dari korban pelecehan seksual melaporkan ke polisi. Menurut para ahli, rendahnya angka korban kejahatan seksual diantara responden dikarenakan masih banyak yang tidak merespon secara jujur. Masih banyak korban yang diam-diam menutupi diri mereka agar tidak muncul kecemasan dari pengalaman traumatik mereka.
Polisi juga menjelaskan bahwa kurangnya laporan dari tindak kriminal semacam ini yang menjadi salah satu alasan mereka sulit untuk membawa pelaku pelecehan ke meja hijau. “Tidak mungkin persentase tersebut sangat rendah,” tungkas Sakura Kamitani, pengacara yang mendukung korban kejahatan seksual. “Pendidikan seks di Jepang sangat buruk. Penting untuk mengajarkan anak muda tentang kejahatan seks sehingga mereka mengerti kapan mereka harus pergi ke pihak yang berwenang.”
Banner: Ushio (Himura Kiseki)
Sumber: The Mainichi