Balik lagi ke rubrik Waifu Wednesday yang sempat mati suri pasca libur lebaran. Tidak ada alasan khusus sih, simply para penulisnya sudah balik lagi ke kehidupan nyata, makanya rubrik ini agak tenggelam beberapa minggu terakhir. Oh iya, rubrik kali ini sengaja di-post agak malam karena membahas waifu yang cukup abunai alias berbahaya. Bahaya yang dapat diartikan secara (you know what I mean) maupun literal, soalnya kita lagi bahas seorang pembunuh.
Balik lagi ke serial yang dikit-dikit reset, Re:Zero, yang sempat jadi primadona sekitar tahun 2016 dimana banyak sekali otaku memperdebatkan siapa yang terbaik antara setan rambut biru atau gadis setengah elf. Buat kalian yang ikut debat kusir tersebut, saya sungguh menyayangkan karena kalian melewatkan gadis yang (menurut saya) paling potensial untuk disebut sebagai yang terbaik.
Ya, betul, gadis yang saya maksud ini adalah si pembunuh cantik dari utara, Elsa Granhiert. Meski saya akui, kamu jadi harus waspada setiap saat sih.
Kalau kalian pikir saya cukup gila buat menganggap bahwa Elsa adalah tipe yang tidak wajar untuk dijadikan waifu, mari saya jabarkan apa saja “ketidakwajaran” tersebut.
+ Pilihan tepat untuk penyuka tipe nee-san ara-ara
Buat kalian tipe yang lebih senang sama dedek-dedek lucu, baiknya segera tutup rubrik ini, cuci kaki, lalu tidur. Rubrik kali ini khusus untuk kalian yang senang dielus kepalanya sambil digumamkan “ara-ara” di samping telinga.
Rasanya kayak surround suara bioskop gitu deh, mendengar suara Elsa yang menenangkanmu dalam format 7.1 sebelum dia membelah perutmu. Worth last wish to die for, I think?
+ She’s Hot for sure
Kalau ini sih, kalian bisa lihat sendiri lah ya. Perlu deskripsi apa lagi?
+ Udah Hot, mandiri pula
Spoiler alert! Buat kamu yang sudah sempat kena spoiler atau memperhatikan jalan cerita Re:Zero dari LN-nya, silakan lanjutkan. Sementara buat yang belum, kalian bisa segera swipe ke bawah untuk melanjutkan poin negatif dari punya waifu seperti Elsa.
Orang bijak selalu mengatakan: “There is a reason behind everything“. Begitu pula dengan Elsa yang harus memilih jalan hidup sebagai pembunuh bayaran, karena dulunya Elsa adalah seorang yatim piatu miskin yang menghidupi dirinya dengan cara mencuri.
Alkisah Elsa lagi apes karena ketahuan mencuri dan nyaris diperkosa oleh pedagang yang dicuri barangnya tersebut. Lalu Elsa mengambil kepingan kaca dan menebaskannya ke perut pedagang tersebut hingga perutnya terbelah.
Sejak saat itulah Elsa memutuskan untuk menjadi pembunuh dengan julukan “Sang Pembelah Perut”. Dari situlah dia menghidupi dirinya di dunia gelap sebagai pembunuh bayaran.
– Pembunuh Bayaran
Seperti yang baru saja saya deskripsikan kalau Elsa menghidupi dirinya dengan menjadi pembunuh bayaran. Sebuah job haram yang jelas akan membuatmu berpikir ribuan kali untuk mendekati Elsa. Bukan cuma karena takut dibunuh sih, tapi juga karena cara dia menafkahi dirinya.
Makanya kamu harus bisa cari sumber nafkah yang lebih baik ya buat Elsa?
– Hobinya belah perut
Berawal dari caranya melindungi diri, perlahan hal ini justru naik menjadi pekerjaan yang paling digemarinya. Elsa Granhiert “Sang Pembelah perut” akan menebas siapapun yang ditargetkan menjadi korban dengan belati Kukri khas dari kampung halamannya.
Kalau mau tidur, sebaiknya gunakan armor di perut ya supaya tidak dibelah sama Elsa. Hiiii….!
Neng Elsa, daripada belah-belah perut gak jelas mending saya daftarin jadi mahasiswi kedokteran bedah sini yuk.