[Waifu Wednesday] G36

Posted on

Di bulan Mei ini JOI punya mandat untuk paling nggak nulis satu Waifu Wednesday untuk karakter maid. Berhubung udah agak lama sejak waifuwed untuk Girls Frontline nampaknya sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengulas sang Head Maid, G36.

Memiliki nama resmi Gewehr 36, sejak 1997 merupakan senjata standar dari Bundeswehr selaku angkatan bersenjata Jerman.  Senjata pabrikan Heckler & Koch ini awalnya memiliki nama HK50, yang kemudian diganti menjadi namanya yang sekarang melihat perannya sebagai pengganti G3. Dirinya dipilih berkat performa yang seimbang di segala aspek, modularitas, dan biayanya yang terjangkau. Sama seperti senjatanya ini, sang head maid baik di cerita maupun gameplay adalah T-Doll yang reliable dan versatile.

Seragam maid adalah baju kerja G36, dirinya memiliki C Cup dan seragamnya sendiri disetel agar tidak terlalu longgar ataupun ketat. Bila dibandingkan ukuran senjatanya tingginya tidak melebihi 160 cm dan saya secara pribadi cukup kaget karakter yang tipe asisten galak ini lebih pendek dari dugaan saya. Rambut pirang dan mata biru sangat cocok untuk senjata reguler Jerman ini.

Jadi apa yang membuat doll yang memegang archetype German Maid ini cocok menjadi kandidat waifu kali ini?

The Head Maid

Memang ada doll lain yang menggunakan seragam maid. Tapi sudah jelas G36 adalah pimpinan posisi ini melihat di Cafe Story untuk Trainee Maid Day dialah yang melatih dan mengawasi para Doll lain yang dapat kursus kilat untuk jadi maid. Kalau Springfield kemarin bisa dipercaya untuk level rumah tangga, G36 bisa diandalkan di level organisasi melihat baik di cerita maupun komentarnya sebagai ajudan, dialah yang menjalankan operasional dapur, laundry, dan kebersihan markas.

Untuk masalah dapur sayangnya dia lebih spesialisasi untuk masakan barat. Bukan berita yang bagus untuk kalian yang lebih prefer masakan timur, tapi setidaknya kalian akan punya stok seumur hidup untuk Frankfurter.

Battlefield & domestic support

Lewat Night Mission pertama diungkap kalau dialah yang menyiapkan bekal untuk Doll yang pergi bertempur. Sehingga dirinya ini dihormati dan (khusus untuk P7) ditakuti oleh beberapa doll. “I’ll do my job, you do yours” adalah cara paling sederhana untuk menjelaskan etos kerjanya. Dia mau capek-capek untuk bersih-bersih dan masak selama doll lain dan kalian sebagai SKK bisa bekerja dengan baik, jadi tolong jangan sia-siakan itikad baik ini.

Or else

Di medan perang atau lebih tepatnya di gameplay dirinya punya keseimbangan yang bagus berkat tile yang buffnya bagus serta offensive skill yang cukup efektif. Tentu saja menjadi jack-of-all-trades membuatnya kalah dengan Doll lain yang punya spesialisasi khusus. Namun statusnya ini membuatnya bisa ditempatkan dengan nyaman di echelon ARSMG mana pun.

Good costume variety

G36 punya variasi kostum yang bagus dan bisa dibilang adalah salah satu doll yang punya kostum terbanyak di game ini. Pengen loli maid yang pada dasarnya itu G36 at her core? Bisa. Professional ikemen butler+bomb defuser? Bisa. Holiday escort? Ada juga. Best wedding dress? Silakan.

Hyperopia

Kenapa IOP bikin Doll yang punya rabun dekat? Karena ketua R&D mereka itu perempuan yang cukup gila untuk ngebuat Drone AI yang saking bosannya bisa ngebentuk kepribadian sendiri. Untuk jawaban agak seriusnya itu karena senjatanya itu punya masalah di optik. Dirinya yang harus memfokuskan matanya ini membuatnya terlihat galak tapi untungnya di beberapa kostum yang ngasih kacamata ekspresinya bisa lebih tenang.

Stern temperament

Ada yang bilang ekspresi wajah itu mempengaruhi temperamen seseorang, jadi walaupun G36 nggak segalak ekspresinya tapi dia tetap tegas pada doll teman kerjanya dan sang SKK. Kecuali kalian “sekeluarga” dengannya karena nyatanya dia sangat memanjakan sang adik, G36C. Saat artikel ini ditulis adiknya yang lain yaitu MG36 baru diimplementasi, jadi sayangnya masih belum banyak interaksi antara keduanya.

Heat aversion

Senjatanya sendiri sering dikritik mudah panas, walaupun akhirnya ketahuan bahwa masalahnya adalah amunisi yang tidak didesain untuk medan panas seperti Timur Tengah dan lebih untuk iklim Eropa yang lebih dingin. Di dunia nyata masalah ini sudah terurus dengan produksi amunisi khusus, namun di gamenya iklim panas yang berlebihan telah membuatnya pingsan di event musim panas dan dia sendiri mengaku baju maidnya terlalu pengap di beberapa cuaca.

Tries to do everything herself

Saat event Sweet Imprints di mana para Doll “hanya” menjadi model gaun pernikahan, dialah yang paling panik karena susah menerima kalau pekerjaannya adalah diam dan duduk manis, sesuatu sulit dia lakukan saat kru lain sibuk menyiapkan set. Beban dari G36 adalah kesadaran kalau dia telah mencapai batas spesifikasinya sebagai Doll. Butuh waktu baginya untuk akhirnya menerima Digimind Upgrade karena dia merasa menerima upgrade tersebut berarti mengakui kekalahannya sebagai Doll.

Imoko selaku kreator karakter mengatakan kalau hadiah terbaik untuk G36 adalah hari libur. Dia awalnya akan panik karena kehabisan kerjaan, namun akan tenang kalau diyakinkan kalau she just need to be there for the SKK. Jadi usahakan kalian menyamakan hari libur agar bisa cuti bersama.

Rarest 4*

Kalau yang ini sih sifatnya subjektif ya, berhubung saya sendiri cukup sering dapet dia dan saya bisa 5 link tanpa core saking seringnya. Namun banyak pemain yang udah lebih dari setahun main gagal mendapatkannya walaupun dirinya ada di normal construction dan pernah hadir di rescue event.

Mayoritas Doll seri ini itu pada dasarnya workaholic, G36 itu setingkat lebih tinggi untuk taraf ini. The Stern Immaculate Maid yang cukup sering saya lihat dijadikan ajudan berkat penampilan dan keahliannya ini. Kalian bisa pertimbangkan sendiri kualitasnya sebagai waifu lewat ulasan di atas, tapi untuk saya sendiri…

Maaf ya kalau saya nggak prioritasin Doll yang punya peran penting di cerita semacam AR Team, 404, dan Task Force Defy. Cuma ya kalau Singularity sudah mulai di global, mungkin saya akan berubah pikiran.

Header: Imoko
Gambar: (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8)

The post [Waifu Wednesday] G36 appeared first on Jurnal Otaku Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *