Manohla Dargis, seorang kritikus film, dalam salah satu artikelnya di The New York Times mengatakan ‘Weathering With You’ adalah kisah yang “mengalir layaknya air, terutama pada satu jam pertamanya yang bergerak dengan cepat. Dibentuk dengan dunia bertekstur menampilkan detail-detail yang tampak seperti kehidupan yang juga penuh ekspresi.” Kisah garapan Shinkai Makoto ini akan dihadirkan oleh Penerbit Haru dalam bentuk novel terjemahan pada Januari 2021 mendatang. Novel ini menjadi novel kedua dari Shinkai Makoto yang diterbitkan oleh Penerbit Haru.
Sebelum mengulik isi kisah Hina dan Hodaka, mari kita bernostalgia sedikit dengan apa yang kita alami akhir-akhir ini. Pada 2015-2019 adalah periode lima tahun terpanas dalam sejarah bumi dengan peningkatan suhu 1,1⁰C. Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Siswanto, mengatakan bahwa 2016 dan 2019 adalah tahun terpanas dalam catatan Indonesia. Suhu di kota Jakarta sendiri meningkat 1,6⁰C dalam 100 tahun terakhir, seiring dengan pesatnya urbanisasi dan pemanasan global. BMKG juga mencatat curah hujan tinggi dari 31 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020 dan menyebabkan banjir di sejumlah wilayah Jakarta dan sekitarnya. Saat itu, curah hujan tertinggi terjadi di Bandara Halim Perdana Kusuma dengan intensitas 377 mm/hari.
Beberapa hari ini (16/11) Indonesia mengalami panas yang lebih tinggi dari hari musim hujan biasanya. Panasnya mencapai lebih dari 36⁰C di Bima dan Sumbawa. Menurut BMKG, hal ini terjadi karena pada bulan November, kedudukan semu gerak matahari ada tepat di atas pulau Jawa dalam perjalanannya menuju posisi 23 lintang selatan dari ekuator. Posisi seperti ini terjadi setahun dua kali yaitu pada November dan April, yang membuat pulau Jawa dan NTT mengalami puncak suhu pada bulan tersebut. Selain itu, cuaca cerah juga menyebabkan penyinaran langsung sinar matahari ke permukaan lebih optimal. Lalu, bagaimana dengan hujan panjang yang terjadi dalam ‘Weathering With You’?
Dalam novel ‘Weathering With you’, hujan tidak datang dengan sederhana di Tokyo. Hujan itu terjadi selama berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun hingga menyebabkan masyarakat sulit beraktivitas, dunia seolah kacau balau karena cuaca yang ekstrem. Dalam kisah ini, langit dan hujan yang tiada henti tanpa ketahuan sebabnya itu adalah sesuatu yang berada di luar kuasa dan pemahaman manusia. Namun, langit itu terhubung dengan kemampuan Hina sebagai Gadis Suci Cuaca untuk menghentikan hujan dan menghadirkan cuaca cerah hanya dengan berdoa. Karena kemampuan itu, Hina, Hodaka, dan Nagi, adik Hina, menggunakannya untuk mencari nafkah. Namun ternyata, Hina harus mengorbankan sesuatu untuk “membayar” kemampuan itu, dan mereka mengambil pilihan yang tidak banyak dimengerti oleh pembaca.
‘Weathering With You’ bukan sekadar kisah milik Hina dan Hodaka. ‘Weathering With You’ adalah kisah yang menjadi renungan bagi masyarakat tentang perubahan iklim dan pemanasan global yang sedang terjadi. Bagaimana kita mengubah bumi selama ini? Bagaimana kita merawat bumi? Bagaimana cara kita hidup dengan bumi? Bumi membutuhkan kita untuk merawatnya.
Sumber: Press Release