Ketenaran Goblin Slayer di Kalangan Perempuan

Posted on

Sebelumnya mereka telah berhasil membasmi goblin dan juga ogre sebagai pemimpinnya. Setelahnya mereka diantarkan ke kota untuk beristirahat. Lewat episode sebelumnya kita bisa mengetahui walaupun namanya Goblin Slayer (pembasmi goblin) tetapi ketika menghadapi lawannya yang bukan goblin, dia tetap mampu mengalahkannya.

Nah di episode kali ini, kira-kira tentang apa saja? Mari simak bareng-bareng. Dan jangan lupa cek tulisan-tulisan kita yang lainnya. Ada berita dan review seputar anime, manga dan musik.

Petualangan Tanpa Goblin Slayer

Setelah istirahat selama tiga hari, Goblin Slayer langsung melakukan rutinitas seperti biasanya. Semisal mengecek apakah ada tanda-tanda goblin mendatangi kediamannya, mengantarkan barang bersama teman kecilnya. Dan untuk sekarang ini misi yang berkaitan dengan goblin belum muncul, maka untuk sementara waktu di episode ini kita belum disuguhkan kembali petualangan Goblin Slayer.

Akan tetapi, kita disuguhkan pertarungan antara petualang lain yang terdiri dari satu Warrior dan satu Cleric, dengan seekor tikus serta serangga raksasa yang merupakan misinya.

Seorang petualang bertarung dengan tikus raksasa

Gambar: Seorang petualang bertarung dengan tikus raksasa.

Pertarungannya dengan tikus raksasa tidak menghasilkan kemenangan bagi sang petualang. Maka mereka gagal menjalankan misi dan tidak mendapatkan hadiah. Walaupun demikian, mereka tidaklah pantang menyerah mereka berusaha menyelesaikan misinya kembali dan juga mengambil kembali pedang milik si petualang.

Namun karena tidak punya uang dan skill yang cukup kuat, akhirnya mereka meminta saran ke Goblin Slayer.

Goblin Slayer (kiri), Cleric (tengah), Warrior (kanan)

Gambar: Goblin Slayer (kiri), Cleric (tengah), Warrior (kanan).

Perempuan yang Tertarik pada Goblin Slayer

Selain kali ini tidak ada adegan kebrutalan Goblin Slayer, di episode ini kita mengetahui bahwa perempuan yang peduli terhadap Goblin Slayer juga bertambah. Perempuan-perempuan tersebut adalah teman masa kecilnya, Priestess, High Elf, dan Resepsionis Guild.

Jika teman masa kecilnya Goblin Slayer, kalau di fandom dia dipanggil Cow Girl , sudah jelas sangat peduli terhadapnya. Mereka berdua merupakan orang-orang yang tersisa dari desanya akibat serangan goblin. Walaupun kejadian itu mengubah diri Goblin Slayer, kepeduliaannya si teman kecilnya ini tetaplah tidak berkurang, justru malah bertambah.

Teman masa kecil Goblin Slayer

Gambar: Teman masa kecil Goblin Slayer

Priestess yang sudah diselamatkan oleh Goblin Slayer dan melakukan beberapa petualangan bersama juga akhirnya peduli. Setelah sekian waktu berpetualang bersama, dia akhirnya mengetahui, setidaknya apa saja yang sudah dilalui oleh Goblin Slayer.

Melawan kumpulan goblin sendirian, berpikir dan berpikir untuk strategi yang efektif, selalu waspada setiap waktu, hingga membuat sikap kepekaannya terhadap orang lain menjadi sedikit, karena yang ada di otaknya ialah goblin, goblin, dan goblin.

Priestess

Gambar: Priestess

High Elf yang juga berpikiran sama dengan Priestess. Setelah ikut bersamanya dalam melawan goblin di reruntuhan dekat desa Elf, sepertinya dia mulai sedikit tertarik dengan Goblin Slayer. Lewat sikap tsundere-nya, dia mengajak Goblin Slayer untuk berpetulang karena butuh bantuannya, tapi alasan sebenarnya ialah agar Goblin Slayer juga ikut, terlepas apa pun masalah atau petualangannya.

High Elf

Gambar: High Elf

Terakhir, perempuan yang tertarik dengan Goblin Slayer ialah perempuan resepsionis guild atau kalau di fandom-nya dipanggil Guild Girl. Ketertarikannya bermula ketika Goblin Slayer muncul dengan sikap yang tenang dan serius. Baginya petualang lain, mempunyai sikap yang berisik dan heboh, terutama ketika tes kenaikan pangkat. Ada yang suka berbicara mesum, suka melakukan kekerasan, kerusuhan dll.

Tapi Goblin Slayer tidak seperti itu, karena hal tersebut, perempuan resepsionis guild sangat tertarik dan percaya padanya. Buktinya di episode kali ini, dia meminta Goblin Slayer untuk menjadi pengawas selama kenaikan pangkat, karena mengetahui peserta kali ini sepertinya sedikit bermasalah.

High Cleric (kiri) dan Resepsionis Guild (kanan)

Gambar: High Cleric (kiri) dan Resepsionis Guild (kanan)

Misi Khusus Goblin Slayer

Episode kali ini ditutup dengan munculnya surat misi khusus untuk Goblin Slayer. Tetapi kita belum mengetahui misi tersebut tentang apa. Jika melihat ketenaran Goblin Slayer, sudah pasti misinya tentang goblin. Tapi mengingat episode sebelumnya, yang di mana High Elf, Dwarf, dan Lizardman mengajak Goblin Slayer untuk bergabung dalam menghadapi pasukan Raja Iblis, langsung saja Goblin Slayer menolak.

Artinya walaupun ketenaran Goblin Slayer sudah diketahui, tapi bantuan yang diminta padanya terkadang tidak sesuai dengan ketenarannya dalam membunuh goblin.

Dan juga misi kali ini sepertinya dari orang yang penting. Diduga orang tersebut adalah Gadis Pedang, seorang pendeta tertinggi, serta salah seorang petualang yang juga ikut bertarung dengan Raja Iblis. Apa yang dinginkan Gadis Pedang dari Goblin Slayer? Apakah Gadis Pedang juga tertarik dengan Goblin Slayer sebagaimana yang terjadi pada perempuan-perempuan di atas?

Gadis Pedang (Sword Maiden)

Gambar: Gadis Pedang (Sword Maiden)

Nah bagaimana episode kali ini minna-san? Kalau bagi mimin, agak sedikit mengecewakan karena melibatkan unsur romansa, bahkan cenderung harem. Dari genre dark fantasy menjadi harem. Konsep anti-hero-nya jadi tidak sekuat atau semenarik sebelum-belumnya.

Bisa jadi dengan banyaknya perempuan yang tertarik, akan membuat kehebatan atau ketajaman seorang Goblin Slayer akan tumpul. Walaupun dalam anime-anime serupa hal ini, tidaklah terjadi. Seperti SAO misalnya. Kirito sebagai tokoh utama tetaplah kuat meskipun banyak yang peduli sama Kirito.

Jika perumpaan SAO dan anime yang mirip dengannya mengangkat tema “semakin banyak teman semakin kuat,” kalau mimin lebih tertarik dengan “semakin menderita maka semakin kuat.” Contoh yang kedua ini bisa dilihat di Berserk dan Tokyo Ghoul semisalnya. Kalau menurut kalian bagaimana? Tuliskan tanggapan kalian di bawah ini. Mari bertukar pikir dengan lepas.

Catatan

Di karya ini sepertinya juga mengusulkan konsep tanpa nama, di mana masing-masing tokoh tidak memiliki nama. Nama atau panggilan yang ada hanya berdasarkan profesi, ras, popularitas dll. Jadi atribut lain lah yang dijadikan nama, mungkin ini dimaksudkan agar tidak terlalu memusingkan bagi penonton. Jika terlalu banyak tokoh, terkadang penonton suka lupa siapa dan apa hubungan antar tokoh ini.

Di sisi lain ini juga merupakan kesulitan karena banyak karakter yang mempunyai profesi yang sama, dan kita sulit membedakannya. Ada kutipan menarik sebagai penutup, “Apalah arti sebuah nama, jika diganti akan sama harumnya,” –Hayo Ini dari Siapa Ya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *