Seperti Apa Sih Social Distancing di Jepang?

Posted on

Sudah cukup lama juga ya kita menjalankan praktik social distancing karena wabah COVID-19 ini? Hal ini juga tentunya dilakukan oleh negara lain, Jepang misalnya. Nah, jika di Indonesia praktik ini digembor-gemborkan dengan imbauan pemerintah lewat iklan-iklan di TV, bagaimana cara social distancing di Jepang dipromosikan?

Ternyata, mereka menyebarkan bagaimana cara social distancing dengan berbagai cara unik dan menarik. Mulai dari poster super eye-catching hingga menggunakan karakter imut!

Salah satu yang menyumbangkan idenya adalah Pandaid, sebuah situs yang dibuat Eisuke Tachikawa,  pembuat NOSIGNER, perusahaan desain yang berfokus pada “social design”. Pandaid membuat sebuah seri poster sederhana dan mudah diingat.

Social distancing Jepang
Salah satu poster buatan Pandaid (pandaid.jp)

Setiap poster yang dibuat Pandaid hadir dengan ilustrasi dan penjelasan terkait manfaat social distancing, menunjukkan jumlah orang yang terinfeksi corona virus bisa jauh menurun hanya dengan mempraktikan social distancing selama 30 hari saja.

Agar lebih mudah diingat, poster-poster ini menggunakan berbagai barang sehari-hari dalam  budaya Jepang. Misalnya, lantai tatami,

Social distancing Jepang
Poster buatan Pandaid, membandingkan jarak social distancing dengan tatami. (pandaid.jp)

Dan sepeda mama chari (“mama chariot”) yang biasa kamu lihat di jalanan.

Social distancing Jepang
Poster dengan mama chari sebagai perbandingan. (pandaid.jp)

Perusahaan besar pun tentunya tak mau ketinggalan. Salah satu situs berita asal Shizuoka misalnya, mereka menyebarkan pesan ini dengan memisahkan logo mereka. Ada videonya lho! Bisa dilihat di bawah ini ya.

Logo Resona Bank juga ikut social distancing!

Resona Bank juga membuat cuitan dalam media social Twitternya  dan memperkenalkan sistem baru untuk mengantri dalam cabang bank mereka dengan cara yang imut, menggunakan boneka beruang sebagai “nasabah”.

Memperkenalkan pentingnya social distancing engan cara yang lucu ternyata bukan milik perusahaan-perusahaan besar saja. Video di bawah ini memperlihatkan para atlet Kendo menunjukkan cara berdiri dengan jarak 2 meter. (Meskipun pedang mereka tak akan beradu karena jaraknya terlalu jauh).

Cara-cara ini dilakukan karena memang kata “social distancing” sangat sulit dipahami oleh banyak orang Jepang, karena tidak memiliki makna yang mudah dipahami, baik dari bahasa Inggris dengan katakana (“ソーシャルディスタンシング“) maupun tranlasi literalnnya, 社会的距離” (“shakaiteki kyori”). Sangat membingungkan.

Nah, maskot resmi Prefektur Kumamoto, Kuamamon, pun membuat poster promosinya sendiri untuk membuat kata ini lebih dipahami masyarakat.

social distancing Jepang
Kumamon menyampaikan pentingnya social distancing. (kumamon.official.jp)

Poster di atas yang dirilis oleh Pemerintah Prefektur Kumamoto membuang kata “social distancing” dan menggantinya dengan kata “Kuttsukanai“, dengan kata “mon” ditambahkan di ujungnya, melambangkan “Kumamon”. Kuttsukanai sendiri dapat diartikan sebagai “jangan menempel” atau “jangan dekat-dekat”. Sebagaimana translasi di atas, kata-kata tersebut berarti “tolong jaga jarak”, sangat mudah dipahami, kan?

Nah, itulah cara Jepang mempromosikan social distancing agar masyarakatnya lebih mudah memahaminya. Kalian juga jangan lupa tetap social distancing dan #DiRumahAja ya!

The post Seperti Apa Sih Social Distancing di Jepang? appeared first on Japanese Station.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *